BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk memenuhi persyaratan pengelolaan
lingkungan sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada pasal
3 ayat 4 bahwa bagi rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha
dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib melakukan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang
pembinaanya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.
Serta keputusan Menteri Lingkunagan Hidup Republik Indonesia Nomor 86
tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
Dimana didalamnya akan dinyatakan rencana
atau kegiatan pengelolaan dan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak dari kegiatan/usaha. Diharapkan dengan adanya dokumen UKL/UPL
ini dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi dan sedikit demi sedikit
dihilangkan dengan upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan.
1.2. Peraturan Perundangan
Undang-undang Nomor 23 tahun
1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No. 4 Tahun 1982, Tentang
ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan.
Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian.
Undang-undang No 24 Tahun 1990, tentang
konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Undang-undang No. 24 Tahun 1992, Tentang
Penataan Ruang.
Undang-undang No. 2 Tahun 1993,Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Undang-undang No.32 Tahun 2004, Tentang
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Noomor 27 tahun 1999,
tentang Analysis Mengenai Dampak Lingkungan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun
1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999,
tentang pengendalian pencemeran udara
Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.
250/M/SK/10/1994 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap
Lingkungan Hidup Pada Sektor Industri.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. Kep-13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Tidak Bergerak.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Kep-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
Surat Edaran No. SE-01/Men/1997 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000,
tentang pengendalian kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001,
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup RI Nomor 51/MENLH/10/1995, tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi
Kegiatan Industri.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
RI Nomor 48 tahun 1996, tentang Baku Mutu tingkat kebisingan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
RI Nomor 86 tahun 2002, tentang pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2003,
tentang pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.
1.3. Tujuan
Memberikan informasi tentang kegiatan
operasional industri yang potensial memberikan dampak penting bagi lingkungan.
Mengetahui komponen-komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak.
Merumuskan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan terhadap limbah, cemaran yang dihasilkan sebagai akibat dari
aktifitas atau kegiatan usaha oleh PT. ‘X’ .
1.4. Manfaat
a. Manfaat bagi Pemerintah
– Mengetahui jenis usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh PT. ‘X’
– Memudahkan pemerintah dalam
melakukan pengawasan terhadap aktifitas serta dampak penting terhadap
lingkungan yang dilakukan oleh PT. ‘X’.
b. Manfaat Bagi Pemrakarsa
– Mengetahui komponen-komponen
yang terkena dampak dari aktifitas/kegiatan PT. ‘X’ -Memberikan kemudahan dalam
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan dari dampak penting yang dihasilkan
oleh PT. ‘X’.
c. Manfaat Bagi Masyarakat
– Memberikan informasi bagi
masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari aktifitas/usaha PT. ‘X’.
BAB II
INFORMASI KEGIATAN
2.1.
Umum
PT. ‘X’ . merupakan anak perusahaan dari
PT. ‘X’ yang berkantor pusat di Jakarta. Sebagai Perusahaan induk, PT. ‘X’
mendapat izin beroperasi ………….. berdasarkan Persetujuan …………………… sebagai
perusahaan penanam modal asing (PMA) dengan Investasi sebesar …………. Persetujuan
Presiden ini didukung oleh surat pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden
dari BKPM berdasarkan surat No. ………….. tanggal …………………, serta izin usaha tetap
berdasarkan Keputusan Kepala BKPM No. ……………. Jenis Usaha PT. ‘X’ di Jakarta
adalah jasa konstruksi bidang mekanical dan elektrikal.
Untuk PT. ‘X’ bergerak
dibidang industri ………………. beserta komponennya. PT. ‘X’ didirikan pada tanggal
…………….. dengan akte notaris yang dibuat oleh ………….. Perusahaan ini mulai beroperasi
tanggal ………… dengan izin Badan Koordinasi Penanamam Modal (BKPM) …………… dengan
investari sebesar …………… Pendirian PT. ‘X’ ini telah disahkan Surat keputusan
(SK) Menteri Kehakiman No. ……….. tertanggal ……………..
Identitas Usaha secara lengkap :
1. Nama Perusahaan
: PT. ‘X’
2. Alamat
Kantor
: Jl. ……………….
3. Nomor
NPWP
: ………………….
4. Nama
Pimpinan :
Mr. ……………..
5.
Telpon
: ………………….
6. Lokasi Pabrik
– Jalan :
…………………..
–
Kabupaten/Kota :
………………….
–
Propinsi
: ……………………
7. a. Nomor Ijin Usaha
Tetap :
…………………
b. Surat izin Tempat Usaha
(SITU)
:
…………………
c Status Penanaman
Modal :
…………………
8. Penanggung Jawab
UKL/UPL :
…………………
PT. ‘X’
Jl. …………………
2.2. Lahan
Lahan yang di gunakan oleh PT.’X’ ditinjau
dari aspek penggunaan terbagi atas dua hal yaitu lahan tertutup
bangunan meliputi bangunan pabrik, gudang, dan peralatan tempat
penyimpanan bahan baku, dan lahan terbuka yang meliputi tempat parkir, tempat
bongkar muat barang, jalan/saluran, taman, dll. (lihat tabel 2.1.)
Tabel 2.1. Penggunaan lahan
PT.’X’
JENIS
BANGUNAN
|
LUAS
AREA
|
KETERANGAN
|
|
M2
|
%
|
||
a.
Lahan tertutup Bangunan / material kedap
air- – Bangunan Pabrik
dan kantorb. Lahan Terbuka – Parkir, jalan
Saluran, bongkar muat,taman, kantin, mushala dll.
|
|
|
|
Luas
lahan total yang di miliki (m2)
|
|
|
|
Peruntukan
lahan
: ………………..
|
|||
Ketinggian
tapak dengan lingkungan
sekitar
: …………………
|
|||
Status
lahan
: …………………
|
|||
|
2.3. Produksi
Jenis dan Kapasitas
Produksi
PT. ‘X’ memproduksi …………. serta
komponennya. Semua Produk berupa bahan jadi dan diperuntukkan untuk
ekspor, yang mana pemasarannya diangkut dengan menggunakan alat angkut
kontainer. (lihat tabel 2.2.)
Tabel 2.2 Jenis dan Kapasitas Produksi
JENIS PRODUKSI
|
KAPASITAS
PRODUKSI(Vol per bulan/th)
|
SIFAT PRODUKSI
|
JENIS ALAT ANGKUT
|
izin(buah)
|
Riil(buah)
|
Bahan
/½ jadi
|
Colt,
truk, trailer
|
Waktu Operasi Pabrik
PT. ‘X’ mempunyai waktu operasi pabrik 8
jam dengan hari kerja normal 5 hari dalam seminggu.
Jumlah Shift Tenaga Kerja
Jumlah shift tenaga kerja pada PT. ‘X’ .
adalah satu shift.
2.4. Bahan Baku dan Bahan Penolong
PT. ‘X’ . menggunakan bahan baku (lihat tabel 2.3 dan 2.4)
Tabel
2.3. Bahan Baku
BAHAN
BAKU
|
BENTUK
FISIK
|
SUMBER
BAHAN
|
SIFAT
BAHAN
|
CARA
PENYIMPANAN
|
NERACA
BAHAN
|
|
%
PRODUK
|
%
SISA
|
|||||
1.
Glue
|
cair
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
2.Epoxy
Adersive resin
|
Padat
|
Impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
3.Instrument
BE 12 Oil
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
4.
FLUX Solder Wire
|
Padat
|
impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
5.
CRM
|
padat
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
6.
Super-Bonder
|
Padat
|
impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
7.Lubricant
grease
|
cair
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
8.
RTV Silicon
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
9.
Toluen
|
Cair
|
Impor
|
Non B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
10.
Coating
|
Padat
|
impor
|
Non
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
11.Instapak
Componen
|
Padat
|
impor
|
Non B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
12.Instafil
Componen
|
Padat
|
impor
|
Non
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
13.Plastik
Adderive
|
Padat
|
impor
|
Non B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
Sumber : PT. ‘X’
Tabel
2.4 . Bahan Penolong
BAHAN
PENOLONG
|
BENTUK
FISIK
|
SUMBER
BAHAN
|
SIFAT
BAHAN
|
CARA
PENYIMPANAN
|
NERACA
BAHAN
|
|
%
PRODUK
|
%
SISA
|
|||||
1.Grease
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
2.
Isopropyl alkohol (semi grade)
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
3.
TRV Adhesive
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
4.
Loctate
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
5.
Tarque
|
Padat
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
6.Solven
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang
tertutup
|
100
|
0
|
7.
Poly Urentane
|
Cair
|
impor
|
B3
|
Gudang tertutup
|
100
|
0
|
Sumber : PT. ‘X’
2.5. Jenis Alat Produksi
Secara umum peralatan produksi yang
digunakan PT. ‘X’ . umumnya berasal dari Jepang. Peralatan dan mesin produksi
yang digunakan digerakkan dengan tenaga listrik dan dalam kondisi baik
serta layak pakai. Detail jenis peralatan industri dapat dilihat
tabel 2.5.
Tabel
2.5. Jenis Alat Produksi
JENIS
|
KONDISI
|
NEGARAASAL
|
ENERGIPENGGERAK
|
JENIS
CEMARAN(Debu/limbah/bising/dll)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : PT. ‘X’
2.6. Proses Produksi
Proses produksi yng berlangsung saat ini
di PT. ‘X’ . difokuskan pada produksi …………. Proses produksi diawali dengan
proses penerimaan barang dari supplier masuk ke warehouse. Sebelum bahan masuk
ke …………., bahan (komponen elektronika) masuk kualiti kontrol internal. Kemudian
dilakukan perakitan. Hasil perakitan diteruskan ke bagian produksi. Hasil
rakitan masuk kebagian assembly dimana akan terbagi kedalam beberapa main line.
Disinilah berlangsung proses penggabungan untuk menjadi final produk dan
selanjutnya dilakukan uji kualitas produk dengan serangkaian test-test.
Setelahn proses tersebut, maka dilakukan packing process and warehausing dan
barang siap dikirim kepada pelanggan. Diagram proses produksi secara umum dapat
dilihat pada Gambar 2. 1
Gambar 2.3. Diagram alir proses produksi
(Note: Sesuaikan dengan diagram alir perusahaan anda)
2.7. Penggunaan Energi
Energi yang di gunakan pada PT. ‘X’ .
adalah energi listrik yang disediakan oleh pihak pengelola kawasan dengan
aliran terpasang sekitar Daya sekitar …………..A. Pemakaian listrik per bulan +-
…………….. Kwh/bulan.
Tabel
2.6. Penyediaan dan pemakaian energi listrik
SUMBER
ENERGI
|
KAPASITAS
TERPASANG
|
PEMAKAIAN
PER BULAN
|
|
|
|
2.8. Penggunaan air
Pihak pengelola Kawasan …………..menyediakan
fasilitas air untuk keperluan kegiatan produksi serta aktivitas lainnya dimana
pembayarannya sudah termasuk kedalan biaya sewa lahan. Adapun penggunaan air
sekitar ………… yang sebagian besar dipakai untuk kebutuhan domestik seperti
toilet, kantin, mushola, taman, cuci mobil dll.
Tabel
2.7. Data Penggunaan Air
Penggunaan
air
|
Kapasitas
Penggunaan(m3/bulan)
|
Diolah/Tidak
|
Proses
produksi
|
|
|
Proses
domestik
|
|
|
2.9. TENAGA KERJA
Jumlah karyawan yang bekerja di PT. ‘X’ .
sebanyak ………… orang,
Data lebih lengkap dapat di lihat pada
table 2.8.
Tabel
2.8. Jumlah Tenaga Kerja
KLASIFIKASI
PEKERJA
|
JENIS
KELAMIN
|
ASAL
DAERAH
|
PENDIDIKAN
|
||||||
Lk
|
Pr
|
Jml
|
WNI
|
WNA
|
SD
|
SLTP
|
SLTA
|
Akademi/PT
|
|
1.
Manager Directur
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
Ass. Manager
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Supervisor
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Staff
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
Teknisi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Operator
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Satpam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.10. Penggunaan Bahan Bakar
Untuk kegiatan produksi, tidak menggunakan
bahan bakar solar atau bensin. Solar dan bensin digunakan hanya untuk
kendaraan. Bahan pelumas seperti oli juga digunakan untuk sarana
penunjang produksi.
Tabel
2.9. Penggunaan Bahan Bakar dan pelumas
JENIS
|
KAPASITAS/BULAN
|
PENANGANAN
SISA
|
1.
Solar
|
|
|
2.
Bensin
|
|
|
3.
Oli
|
|
|
2.11. Jenis alat angkut
kendaraan
Tabel.
2.10. Jenis alat angkut kendaraan
PENGGUNAAN
|
JENIS
KENDARAAN
|
VOLUME
/ HARI atauPER-WAKTU PERIODIK
|
1.
Bahan Baku
|
Truk
Kontainer
|
Setiap
hari kerja
|
2.
Hasil Prodsuksi
|
Truk Kontainer
|
Setiap hari kerja
|
Karyawan Mobil Pribadi
Kendaraan
Roda dua
Lainnya
|
Tidak
adaSepeda motor
|
Setiap
hari kerjaSetiap hari kerjaSetiap hari kerja
|
BAB III
IDENTIFIKASI
DAMPAK/CEMARAN
Dampak yang ditimbulkan baik negatif
maupun positif akibat kegiatan produksi PT. ‘X’ merupakan pengembangan dari
identifikasi dampak yang mungkin terjadi akhibat kegiatan operasional di
wilayah kerja perusahaan. Dampak terhadap lingkungan yang terjadi berdasarkan
sumber dampak dari setiap proses kegiatan industri dapat diuraikan sebagai
berikut :
3.1. Sumber Dampak
3.1.1. Limbah
Padat
Kegiatan Kantor dan
Domestik
Limbah padat dari kegiatan kantor dan
domestik PT ‘X’ adalah kertas dan alat tulis bekas. Limbah padat ini
bersifat bukan bahan berbahaya dan beracun (Non B3).
Proses Produksi
Limbah padat yang berasal dari kegiatan
produksi perakitan komponen pesawat terbang yang merupakan kemasan bahan baku
dan penolong seperti buangan botol plastic/gelas (loctate), sarung tangan karet,
limbah ini merupakan limbah non B3. Limbah B3 berasal dari kegiatan
produksi berupa kain lap terkontaminasi dan sarung tangan terkontaminasi,
tisu/bemcot terkontaminasi, sisa solder serta bekas kemasan bahan baku
(jirigen, drum).
3.1.2. Limbah Cair
Maintenance
Limbah cair berasal dari proses kegiatan
sarana penunjang proses produksi serta perawatan dan perbaikan
mesin-mesin produksi hanya berupa oli
Kegiatan proses produksi
dan aktifitas lain
Air untuk keperluan kegiatan produksi
berasal dari oleh pihak pengelola kawasan …………… dipergunakan untuk kegiatan
keperluan produksi serta kebutuhan domestik seperti : toilet, musholla, taman,
kantin dan cuci mobil
3.1.3. Limbah Gas
Udara di dalam pabrik
Sumber limbah berasal dari kegiatan
produksi komponen yang menghasilkan …………….. dalam ruangan kerja.
Udara di sekitar pabrik
Sumber limbah berasal dari kegiatan
bongkar muat barang dan transportasi kendaraan operasional pabrik yang
menghasilkan asap dan debu.
3.1.4. Kebisingan
Sumber kebisingan berasal dari dalam
ruangan produksi serta dari luar ruangan dari proses bongkar muat dan kendaraan
operasional.
3.2.
Jenis Dampak
3.2.1. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan dari buangan
limbah padat, ceceran solar/oli dan minyak pelumas.
3.2.2. Pencemaran air
Pencemaran air disebabkan dari limbah
proses maintenance, proses produksi dan kegiatan domestik.
3.2.3. Pencemaran
udara dan kebisingan
Pencemaran udara dan kebisingan disebabkan
oleh pengoperasian mesin-mesin produksi, bongkar muat barang dan pengoperasian
kendaraan operasional.
3.3.
Sifat dan tolak ukur dampak
Sifat limbah cair yang dikeluarkan oleh
PT. ‘X’ . berdampak penting terhadap lingkungan hidup. Namun secara teknologi
dampak penting tersebut dapat dikelola secara secara baik oleh pihak pengelola
dan menjadi kewajiban kegiatan untuk penyusunan dokumen UKL dan UPL, seperti
yang tercanyum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 27/1999 dan Surat Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 86/2002.
Penurunan terhadap kualitas udara yang
disebabkan pencemaran gas, debu, dan beberapan aktifitas lainnya akan dipantau
secara berkala sesuai dengan PP Republik Indonesia 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, Baku Mutu Udara Ambien Nasional.
Begitu juga dengan dampak kebisingan yang
diakibatkan oleh kegiatan produksi akan mengganggu pendengaran dan
kenyamanan kerja karyawan. Untuk tingkat kebisingan mengacu kepada Kep-Men KLH
No. Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Tabel
3.1. Matrik Identifikasi Dampak Lingkungan
JENIS
DAMPAK
|
BENTUK
DAMPAK
|
SUMBER
|
SIFAT
|
BML
YANG DIACU
|
CARA
PENANGANAN
|
1.
PADAT
|
|||||
LimbahPabrik
Limbah
Domestik
|
KertasKayu kemasanJergen/drumSkrap besi
Sampah
organik, kertas, plastik
|
Bekas kemasan bahan bakuBekas kemesan
bahan baku Bekas kemasan produksi Kegiatan maintenance & warehousing
Kegiatan
perkantoran
|
Tidak berbahayaTidak
berbahayaBerbahayaTidak berbahaya
Tidak
berbahaya
|
–PP 18/1999. PP 85/1999 –
Peraturan
kawasan BIIE
|
Dikumpulkan ditempat penampungan
sementer. Dikumpul tempat penampungan.
|
2.
Cair
|
|||||
Limbah
Pabrik Limbah domestik
|
Pelarut bekas Cair
|
Sisa pelarut dalam proses
produksiAktifitas dalam ruangan produksi
|
Berbahaya Tidak berbahaya
|
PP.85/1999 dan Kep No. 01,02,05/BAPEDAL/09/1995
|
Tempat penampungan Tempat
[penampungan
|
3.
Gas
|
|||||
Gas
dalam ruangan kerja
|
Gas
|
Aktifitas dalam ruangan produksi
|
Tidak berbahaya
|
SE-01/Menaker/97
|
|
4.
Debu
|
|||||
Debu
ruangan kerja
|
Partikel debu
|
|
Tidak berbahaya
|
|
|
5.
Kebisingan
|
|||||
Bising
dalam ruangan kerja
|
Bising
|
Operasional pabrik
|
Tidak berbahaya
|
SK Menaker No. 51/99
|
|
BAB IV
INFORMASI KUALITAS
LINGKUNGAN
Lingkup studi Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantau Lingkungan (UPL) meliputi uraian komponen
lingkungan yang diperkirakan terkena dampak akibat aktifitas industri. komponen
lingkungan yang dikaji dalam lingkup studi ini mencakup iklim mikro, kualitas
udara, fisiografi dan kualitas air.
4.1. IKLIM
Iklim yang dimaksud dalam hal ini adalah
iklim mikro yang meliputi curah hujan, temperatur, arar dan kecepatan angin
serta kelembaban. Pada dasarnya faktor iklim dan meteorologi memiliki pengaruh
terhadap kualitas udara. Studi iklim yang dilakukan pada areal kegiatan PT.
‘X’. berdasarkan data sekunder dan informasi yang diperoleh dari stasiun
meteorologi ………………………
4.1.1.Temperatur Udara
Keadaan temperatur udara rata-rata
tahunan selama periode tahun ……………………..yang terpantau dari stasiun meteorologi
……………………..berkisar ……………………..oC Perubahan temperatur secara umum tidak
begitu bervariasi setiap tahun. Temperatur rata-rata maksimum berkisar
……………………..oC. Sedangkan temperatur rata-rata tahunan minimum berkisar
……………………..oC.
4.1.2. Kelembaban udara
Kelembaban udara nisbi rata-rata tiap
bulan selama periode ……………………..yang terpantau dari stasiun meteorologi
…………………….. berkisar antara 84.0-88.5 %. Sedangkan kelembaban nisbi rata-rata
tiap tahun berkisar ……. %. Pada umumnya perubahan tingkat kelembaban nisbi
rata-rata tiap bulan tidak begitu besar.
4.1.3. Curah Hujan
Menurut klasifikasi Schmidt &
Fergusson, di wilayah pabrik PT. ‘X’ . termasuk iklim basah (Tipy A). Hasil
pengamatan stasiun Meteorologi……………………..menunjukkan kisaran curah hujan
rata-rata tahunan antara 579.7- 2,5 mm/ tahun. Periode tertinggi curah hujan
rata-rata bulanan (>100 mm) terjadi hampir sepanjang tahun, dimana bulan
Desember termasuk bulan dengan curah hujan rata-rata tertinggi.
4.1.4. Tekanan Udara
Data tekanan udara di stasiun Meteorologi
…………… menunjukkan bahwa tekanan udara rata-rata periode berkisar 1010.0-10117
mb. Pada bulan Februari tekanan udara paling tinggi dan pada bulan Mei tercatat
tekanan udara paling rendah.
4.2. KOMPONEN FISIKA
KIMIA
4.2.1. Kualitas Air
Limbah
Kualitas air limbah disini terkait dengan
kualitas air limbah domestik, seperti kantin. Secara umum parameter yang dikaji
meliputi parameter fisika dan kimia air. Dalam hal ini parameter mengacu
pada baku mutu lingkungan yang merujuk kepada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 1995. Pengambilan sampel air limbah dan analisis dilakukan
oleh Laboratorium ……………………..pada tanggal ……………………… Parameter yang dianalisis
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Kualitas Air Limbah Pada Bak Pengelola Akhir
di ……………………..
No
|
Parameter
|
Unit
|
Standar
|
Hasil
|
Methoda
|
|
Gol I
|
Gol
II
|
|||||
I.
Faktor fisika
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Temperatur
|
oC
|
38
|
40
|
|
Expansion
|
2.
|
TDS
|
Mg/L
|
2000
|
4000
|
|
Konduktimeter
|
3.
|
TSS
|
Mg/L
|
200
|
400
|
|
Gravimeter
|
II.
Faktor Kimia
|
|
|
|
|
||
1.
|
PH
|
pH
Units
|
6 – 9
|
|
Elektrometer
|
|
2.
|
Iron,
Fe
|
Mg/L
|
5
|
10
|
|
AAS
|
3.
|
Manganese,
Mn
|
Mg/L
|
2
|
5
|
|
AAS
|
4.
|
Barium,
Ba
|
Mg/L
|
2
|
3
|
|
AAS
|
5.
|
Copper,
Cu
|
Mg/L
|
2
|
3
|
|
AAS
|
6.
|
Zinc,
Zn
|
Mg/L
|
5
|
10
|
|
AAS
|
7.
|
Hexavalent
Chromium Cr6+
|
Mg/L
|
0,1
|
0,5
|
|
AAS
|
8.
|
Cadmium,
Cd
|
Mg/L
|
0,05
|
0,1
|
|
AAS
|
9.
|
Mercury,
Hg
|
Mg/L
|
0,002
|
0,005
|
|
AAS
|
10.
|
Lead,
Pb
|
Mg/L
|
0,1
|
1
|
|
AAS
|
11.
|
Tin,
Sn
|
Mg/L
|
2
|
3
|
|
AAS
|
12.
|
Arsenic,
As
|
Mg/L
|
0,1
|
0,5
|
|
AAS
|
13.
|
Selenium,
Se
|
Mg/L
|
0,05
|
0,5
|
|
AAS
|
14.
|
Nickel,
Ni
|
Mg/L
|
0,2
|
0,5
|
|
AAS
|
15.
|
Cobalt,
Co
|
Mg/L
|
0,4
|
0,6
|
|
AAS
|
16.
|
Cyanide,
CN
|
Mg/L
|
0,05
|
0,5
|
|
Spectrophotometer
|
17.
|
Hydrogen
Sulfide, H2S
|
Mg/L
|
0,05
|
0,1
|
|
Spectrophotomete
|
18.
|
Floride,
F
|
Mg/L
|
2,0
|
3,0
|
|
Spectrophotomete
|
19.
|
Free
Cloride, Cl2
|
Mg/L
|
1
|
2
|
|
Spectrophotomete
|
20.
|
Free
Ammonium, NH3-N
|
Mg/L
|
1
|
5
|
|
Spectrophotomete
|
21.
|
Nitrate,
NO3-N
|
Mg/L
|
20
|
30
|
|
Spectrophotomete
|
22.
|
Nitrite,
NO2-N
|
Mg/L
|
1
|
3
|
|
Spectrophotometer
|
23.
|
BOD5
|
Mg/L
|
50
|
150
|
|
Inkubasi
|
24.
|
COD
|
Mg/L
|
100
|
300
|
|
Titrasi
|
25.
|
Surfactants
|
Mg/L
|
5
|
10
|
|
Spectrophotometer
|
26.
|
Phenol
|
Mg/L
|
0,5
|
1
|
|
Spectrophotometer
|
27.
|
Oil
& Grease
|
Mg/L
|
10
|
50
|
|
Spectrophotometer
|
4.3. Kualitas Air Bersih pada …………………….. (Air minum)
No
|
Parameter
|
Unit
|
Standard
|
Hasil
|
Methoda
|
I.
Faktor fisika
|
|
|
|
|
|
1.
|
Temperatur
|
oC
|
Room
Temperature ± 3
|
|
Expansion
|
2.
|
TDS
|
Mg/L
|
1000
|
|
conductometry
|
3.
|
Turbidity
|
NTU
|
5
|
|
Spectrofhotometric
|
4.
|
Taste
|
–
|
–
|
|
Organoleptic
|
5.
|
Odour
|
–
|
–
|
|
Organoleptic
|
6.
|
Color
|
TCU
|
5
|
|
Spectrophotometric
|
II.
Faktor Kimia
|
|
|
|
|
|
1.
|
PH
|
pH
Units
|
6.5 –
8.5
|
|
Elektrometri
|
2.
|
Iron,
Fe
|
Mg/L
|
0.3
|
|
AAS
|
3.
|
CaCO3
|
Mg/L
|
500
|
|
Spectrophotometric
|
4.
|
Aluminium,
Al
|
Mg/L
|
0.2
|
|
AAs
|
5.
|
Chlorine,Cl
|
Mg/L
|
250
|
|
Spectrophotometric
|
6.
|
Manganese,
Mn
|
Mg/L
|
0.1
|
|
AAS
|
7.
|
Zinc,
Zn
|
Mg/L
|
3
|
|
AAS
|
8.
|
Sulfate,SO4
|
Mg/L
|
250
|
|
Spectrophotometric
|
9.
|
Copper,
Cu
|
Mg/L
|
1
|
|
AAS
|
10.
|
Cloride,
Cl2
|
Mg/L
|
5
|
|
Spectrophotometric
|
11.
|
Ammonia,
NH3
|
Mg/L
|
1.5
|
|
Spectrophotometric
|
12.
|
Arsenic,
As
|
Mg/L
|
0.01
|
|
AAS
|
13.
|
Floride,
F
|
Mg/L
|
1.5
|
|
Spectrophotometric
|
14.
|
Hexavalent
Chromium Cr6+
|
Mg/L
|
0.05
|
|
AAS
|
15.
|
Cadmium,
Cd
|
Mg/L
|
0.003
|
|
AAS
|
16.
|
Nitrate,
NO3-N
|
Mg/L
|
3
|
|
Spectrophotometer
|
17.
|
Nitrite,
NO2-N
|
Mg/L
|
50
|
|
Spectrophotomete
|
18.
|
Cyanide,
CN
|
Mg/L
|
0.07
|
|
Spectrophotomete
|
19.
|
Selenium,
Se
|
Mg/L
|
0.01
|
|
Aas
|
20.
|
Lead,
Pb
|
Mg/L
|
1
|
|
AAS
|
III.Biological
Properties
|
|
|
|
|
|
23.
|
Total
Coliform Bacteria
|
Col/100ml
|
0
|
|
Membrane
Filter
|
24.
|
Fecal
Coliform
|
Col/100ml
|
0
|
|
Membrane
Filter
|
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
kualitas air PT. ‘X’. relatif baik, dimana hampir semua kadar parameter
kualitas air berada di bawah baku mutu lingkungan.
4.2.2.
Kualitas Udara
4.2.2.1. Kualitas udara
indoor dan outdoor
Pengukuran parameter lingkungan khususnya
udara di dalam ruangan (Indoor) dan Outdoor dimana pemilihan titik-titik pantau
berdasarkan pertimbangna keterwakilan lokasi dan keberadaan potensial reseptor
(dalah hal ini manusia). Pengambilan sampel dan analisis
dilakukan oleh Laboratorium ……………………..pada tanggal ……………………… Parameter udara
yang diuji meliputi NOx, SO2, Dust, CH4, CO, O3, Pb dengan mengacu pada baku
mutu udara ambien sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999.
Lokasi pengukuran adalah ………………………
Hasil pengukuara dan pemeriksaan kualitas
udara tersaji pada tabel ……………………..
Tabel 4.5. Kualitas Udara Indoor pada ……………………..
No.
|
PARAMETER
|
UNIT
|
STANDAR
|
RESULT
|
METHOD
|
EQUIPMENT
|
1.
|
Toluen
|
Mg/m3
|
188.0
|
|
Photoionization
|
Gas
Chromotography
|
2.
|
IiSOPROPHYL
Alkohol, IPA
|
Mg/m3
|
983.0
|
|
Photoionization
|
Gas
Chromotography
|
3.
|
Dust
|
Mg/m3
|
10.0
|
|
NIDR
|
EPAM
|
4.
|
Lead,PB
|
Mg/m3
|
0.1
|
|
AAS
|
AAS
|
5.
|
Copper,
Cu
|
Mg/m3
|
0.05
|
|
AAS
|
AAS
|
6.
|
Cadmium,Cd
|
Mg/m3
|
0.002
|
|
AAS
|
AAS
|
Tabel 4.7. Kualitas Udara Outdoor antara
……………………..
No.
|
PARAMETER
|
UNIT
|
STANDAR
|
RESULT
|
METHOD
|
EQUIPMENT
|
Ambien
Air Quality
|
||||||
1.
|
Nitric
Oxide, NOx
|
mg/
m3
|
400/1H
|
|
Electrochemical
Sensor
|
IAQ
5000Pro
|
2.
|
Sulfure
Dioxside, SO2
|
mg/
m3
|
900/1H
|
|
Electrochemical
Sensor
|
Multilog
2000
|
3.
|
Dust,
Particulate
|
mg/
m3
|
230/24H
|
|
NDIR
|
EPAM
5000
|
4.
|
Hydrocarbon,
CH4
|
mg/
m3
|
160/3H
|
|
Photoionization
|
Gas
Chromotogaphy
|
5.
|
Carbon
Monoxede, CO
|
mg/
m3
|
30000/1H
|
|
Electrochemical
Sensor
|
Multilog
2000
|
6.
|
Ozone,
O3
|
mg/
m3
|
235/1H
|
|
Electrochemical
Sensor
|
Multilog
2000
|
7.
|
Lead,
Pb
|
mg/
m3
|
2/24H
|
|
AAS
|
AAS
|
8.
|
Hydrogen
Sulfide, H2S
|
mg/
m3
|
–
|
|
Electrochemical
Sensor
|
AQ5000Pro
|
9.
|
Amoniak,
(NH3)
|
mg/
m3
|
–
|
|
Electrochemical
Sensor
|
AQ5000Pro
|
Hasil analisisi laboratorium terhadap
parameter kualitas udara sekitar lokasi pabrik menunjukkan hasil yang
relatif baik. Hal ini telihat dari parameter kualitas udara berada di
bawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah.
4.2.2.2. Kualitas Tingkat Kebisingan
Untuk Tingkat kualitas kebisingan PT. ‘X’
melakukan pengukuran pada area kerja dan area diluar bangunan pabrik atau
ambient. Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 51 Tahun1999. Kualitas tingkat kebisingan di luar pabrik dan
area kerja di tampilkan pada table 4.8.
Tabel 4.8. Tingkat Kebisingan dan Ambien
No.
|
LOKASI
|
UNIT
|
STANDAR
|
HASIL
|
METODA
|
1.
|
|
dB
(A)
|
85.0
|
|
Sound
Lavel
|
2.
|
|
dB
(A)
|
85.0
|
|
Sound
Lavel
|
3.
|
|
dB
(A)
|
85.0
|
|
Sound
Lavel
|
4.
|
|
dB
(A)
|
85.0
|
|
Sound
Lavel
|
Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa
tingkat kebisingan di dalam ruangan dan di luar ruangan PT. ‘X’ masih baik atau
berada di bawah baku mutu lingkungan.
4.3. Komponen
Lingkungan Biologi
Jenis tumbuhan yang ada disekitar PT.’X’
yang teridentifikasi adalah tanaman pohon karet, pisang , mangga, kelapa
dan tumbuhan liar rerumputan seperti ilalang. Jenis fauna
yang dijumpai disekitar lokasi pabrik adalah berupa katak, tikus, ular, dan
burung.
4.4. Komponen
Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan
suatu daerah terutama sumber daya manusianya. Kualitas penduduk membawa dampak
tersendiri bagi lingkungan sekitar. Kualitas sumber daya manusia sangat erat
kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat. Data yang dihimpun dari Dinas
Diknas Kabupaten …. Tahun ….. menyimpulkan tingkat pendidikan
masyarakat …….. umumnya tamatan …….. Untuk itu program wajib belajar 6
tahun dilanjutkan menjadi wajib belajar 9 tahun.
Dari segi mata pencarian umumnya
masyarakat sekitar bekerja sebagai nelayan dan hanya sebagian kecil saja yang
bekerja sebagai karyawan pabrik. Jadi secara keseluruhan karyawan yang bekerja
di …………………….. berasal dari pendatang berbagai daerah.